Wednesday, February 10, 2010

“Belajar Menuju Pembelajaran Aktif; tugas 1”

Belajar merupakan kegiatan yang pasti terjadi dalam hidup manusia. Dari bayi hingga dewasa, kegiatan ini akan selalu berlangsung, baik disadari maupun tidak disadari, baik di lembaga formal maupun lingkungan sekitar (nonformal). Begitu pula saya, dapat tumbuh dan berkembang seperti sekarang juga karena karena proses belajar. Kebanyakan orang, menganggap belajar adalah proses yang hanya terjadi di lembaga formal, seperti sekolah ataupun kampus. Namun, di lingkunganpun kita bisa belajar dari orang-orang di sekitar kita.

Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik (Learner Centered Training)

Sewaktu saya masuk di kelas VII ( I SMP ), beberapa sekolah di Indonesia termasuk sekolah saya sudah mulai menjalankan sebuah kurikulum baru dari pemerintah yaitu system Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dalam kurikulum ini, menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dimiliki lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29 ) adalah “pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur”. (www.ditpertais.net/swara/warta17-03.asp).

Dan dalam kurikulum ini, ditekankan bahwa para siswa harus menjadi pembelajar aktif (actif learner) karena menggunakan system pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Learner Centered Training). Awalnya, saya merasa sangat kesulitan dengan sistem yang baru saya jalani ini, karena setiap materi yang baru,dijelaskan dengan cara presentase dengan teman-teman saya sendiri yang juga belum terlalu menguasai materi tersebut. Disetiap mata pelajaran dilakukan diskusi yang tidak jarang kemudian akan menjadi sebuah acara ‘debat terbuka’. Kekeliruan atau ketidaksempurnaan berjalannya sistem ini dikarenakan kami (para pengajar dan murid) masih dalam tahap belajar, atau yang lebih tepat disebut belajar menuju pembelajaran aktif. Sang pengajar yang sedang belajar untuk menyesuaikna dengan kurikulum baru itu, dan juga para murid yang juga sedang belajar mengendalikan diri dan lebih aktif untuk mencari informasi sebanya-banyaknya serta mempersiapkan bahan sebelum materi pelajaran dipresentasekan. Namun, setelah menjalaninya, banyak manfaat yang bisa didapat dari sistem ini.

Manfaat Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik

Pembelajaran berpusat pada peserta didik merupakan pembeajaran yang lebih berpusat kepada kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan peserta didik, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna.
Dalam buku Kurikulum Berbasis TIK karya DR.Munir, M.IT, manfaat dari sistem pembelajaran ini adalah:
• Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar walaupun ia tidak diawasi oleh pengajarnya.
• Peserta didik ikut serta dalam merumuskan, mengembangkan, dan memproses materi pembelajaran.
• Menghasilkan peserta didik yang berkepribadian, pintar, cerdas, aktif, mandiri, tidak bergantung kepada pengajar melainkan kepada dirinya sendiri.
• Peseta didik mampu bersaing atau berkomptisi dan memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik.
• Peserta didik mampu berpikir rasional, menemukan masalah, dan memecahkan masalah yang mereka hadapi.
• Peserta didik mampu merumuskan strategi, pendekatan, metode, atau teknik pembelajarannya sendiri untuk mendapatkan hasil yang optimal, sehingga mampu menilai hasil pembelajarannya dengan tepat.
Jadi, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sistem pembelajaran yang diawali oleh pandangan John Dewey dan kemudian dikembangkan oleh gugus tugas American Psychological Association (APA). Keterampilan yang kita dapatkan dari sistem pembelajaran ini dapat kita manfaatkan untuk menghadapi masa depan yang akan menjadi masa yang banjir akan informasi dan perubahan yang amat sangat cepat. Kita harus menjadi manusia yang dapat berpikir luas dan secara mandiri mencari dan menggaliinformasi-informasi dan juga mampu menghadapi masyarakat yang sangat kompleks dan stabil.


Referensi buku:


Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan (edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta


Referensi lainnya:

www.ditpertais.net/swara/warta17-03.asp

No comments:

“Belajar Menuju Pembelajaran Aktif; tugas 1”

Wednesday, February 10, 2010

Belajar merupakan kegiatan yang pasti terjadi dalam hidup manusia. Dari bayi hingga dewasa, kegiatan ini akan selalu berlangsung, baik disadari maupun tidak disadari, baik di lembaga formal maupun lingkungan sekitar (nonformal). Begitu pula saya, dapat tumbuh dan berkembang seperti sekarang juga karena karena proses belajar. Kebanyakan orang, menganggap belajar adalah proses yang hanya terjadi di lembaga formal, seperti sekolah ataupun kampus. Namun, di lingkunganpun kita bisa belajar dari orang-orang di sekitar kita.

Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik (Learner Centered Training)

Sewaktu saya masuk di kelas VII ( I SMP ), beberapa sekolah di Indonesia termasuk sekolah saya sudah mulai menjalankan sebuah kurikulum baru dari pemerintah yaitu system Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dalam kurikulum ini, menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dimiliki lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29 ) adalah “pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur”. (www.ditpertais.net/swara/warta17-03.asp).

Dan dalam kurikulum ini, ditekankan bahwa para siswa harus menjadi pembelajar aktif (actif learner) karena menggunakan system pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Learner Centered Training). Awalnya, saya merasa sangat kesulitan dengan sistem yang baru saya jalani ini, karena setiap materi yang baru,dijelaskan dengan cara presentase dengan teman-teman saya sendiri yang juga belum terlalu menguasai materi tersebut. Disetiap mata pelajaran dilakukan diskusi yang tidak jarang kemudian akan menjadi sebuah acara ‘debat terbuka’. Kekeliruan atau ketidaksempurnaan berjalannya sistem ini dikarenakan kami (para pengajar dan murid) masih dalam tahap belajar, atau yang lebih tepat disebut belajar menuju pembelajaran aktif. Sang pengajar yang sedang belajar untuk menyesuaikna dengan kurikulum baru itu, dan juga para murid yang juga sedang belajar mengendalikan diri dan lebih aktif untuk mencari informasi sebanya-banyaknya serta mempersiapkan bahan sebelum materi pelajaran dipresentasekan. Namun, setelah menjalaninya, banyak manfaat yang bisa didapat dari sistem ini.

Manfaat Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik

Pembelajaran berpusat pada peserta didik merupakan pembeajaran yang lebih berpusat kepada kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan peserta didik, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna.
Dalam buku Kurikulum Berbasis TIK karya DR.Munir, M.IT, manfaat dari sistem pembelajaran ini adalah:
• Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar walaupun ia tidak diawasi oleh pengajarnya.
• Peserta didik ikut serta dalam merumuskan, mengembangkan, dan memproses materi pembelajaran.
• Menghasilkan peserta didik yang berkepribadian, pintar, cerdas, aktif, mandiri, tidak bergantung kepada pengajar melainkan kepada dirinya sendiri.
• Peseta didik mampu bersaing atau berkomptisi dan memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik.
• Peserta didik mampu berpikir rasional, menemukan masalah, dan memecahkan masalah yang mereka hadapi.
• Peserta didik mampu merumuskan strategi, pendekatan, metode, atau teknik pembelajarannya sendiri untuk mendapatkan hasil yang optimal, sehingga mampu menilai hasil pembelajarannya dengan tepat.
Jadi, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sistem pembelajaran yang diawali oleh pandangan John Dewey dan kemudian dikembangkan oleh gugus tugas American Psychological Association (APA). Keterampilan yang kita dapatkan dari sistem pembelajaran ini dapat kita manfaatkan untuk menghadapi masa depan yang akan menjadi masa yang banjir akan informasi dan perubahan yang amat sangat cepat. Kita harus menjadi manusia yang dapat berpikir luas dan secara mandiri mencari dan menggaliinformasi-informasi dan juga mampu menghadapi masyarakat yang sangat kompleks dan stabil.


Referensi buku:


Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan (edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta


Referensi lainnya:

www.ditpertais.net/swara/warta17-03.asp

0 komentar:

 

Be a Psychologist Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by faris vio Templates Image by vio's Notez