Sunday, February 21, 2010

“Antara Copas (copy-paste), Academica, dan Ubiquitous Computing; Tugas 2”

Teknologi, merupakan hal yang sedang hangat dibicarakan karena kehebatan dan kepraktisannya membantu manusia dan menutupi keterbatasan manusia dalam hidupnya. Jika ditinjau dari maknanya, teknologi berasal dari bahasa Perancis, yaitu La Teknique yang dapat diartikan sebagai “semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia bahkan sudah tidak bisa lagi dipisahkan dari teknologi, yang telah mempermudah dan memberikan banyak manfaat pada penggunanya.

Namun, terlepas dari kata teknologi yang erat dengan benda-benda canggih nan millennium ‘hasil karya’ manusia, sebenarnya dari munculnya teknologi juga telah menjadi pencipta atau sistem yang dapat membuat suatu budaya baru, komunitas baru, bahkan dunia baru yang menghubungkan manusia di seluruh dunia. Inilah yang mengakibatkan munculnya era ubiquitous computing.

Ubiquitous Computing

Ubiquitous computing salah satu budaya yang muncul dari berkembang pesatnya teknologi. Ubiquitous yang artinya adalah ‘ada dimana-mana’, jika digabungkan dengan computing, maka akan memiliki arti ‘komputer ada dimana-mana’. Maksudnya, komputer yang dulu digunakan secara terbatas oleh beberapa orang saja, namun kini telah mencapai tahap “one person, many computers”, karena komputer sudah dapat ditemukan dimana saja, dan dipakai oleh siapa saja, baik di handphone, mesin game, dan lainnya.

Dari fenomena yang telah ditimbulkan teknologi, pasti ada keuntungan dan kerugian yang didapat. Salah satunya yaitu komputer dan internet yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan akademik maupun sosial kita. Salah satu budaya yang terus meningkat dan berkembang dari masuknya teknologi kedalam civitas academica adalah copy paste dan e-learning. Di bidang akademik, tidak sedikit murid, mahasiswa, bahkan dosen yang memanfaatkan ‘kepraktisan’ yang tersedia ini.

e-learning

Ditinjau dari kata per kata, istilah e-learning berasal dari kata electronic dan learning, yang berarti adalah belajar dengan menggunakan alat elektronik atau teknologi komputer, internet, dan lainnya. Dengan e-learning ini, pelajar dapat melakukan proses belajar dalam jarak jauh, tanpa bertemu langsung atau face to face. Media dalam e-learning tidak hanya dengan jaringan internet atau komputer, namun juga dapat menggunakan CD/DVD.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-learning sebagai berikut:
•Pembelajaran jarak jauh,
•Pembelajaran dengan perangkat komputer,
•Pembelajaran formal vs informal,
•Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.

Keuntungan menggunakan e-learning sangat banyak, diantaranya adalah;

•Menghemat waktu proses belajar mengajar,
•Mengurangi biaya perjalanan,
•Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku),
•Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas,dan
•Melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

Namun, dari beberapa keuntungan yang didapat dari e-learning, ada beberapa kerugian yang ditimbulkannya. Dengan munculnya budaya ini, maka didapatilah budaya buruk yang ditimbulkannya, salah satu yang sangat merajalela adalah budaya “copy paste”.

Copy Paste

Salin tempel atau yang lebih dikenal dengan istilah copy paste, merupakan hal yang kini sangat sering kita temui. Terutama dalam bidang akademik, copy paste sering sekali dilakukan oleh para murid, mahasiswa bahkan dosen. Kepraktisan dan keinstanan yang ditawarkan dengan adanya teknologi ini membuat sebagian orang melakukannya. Sebenarnya, copy paste merupakan hal yang tidak dilarang, asalkan mencantumkan sumber dan nama penciptanya, namun, keinginan sukses dengan cara singkat membuat sebagian orang terperosok di dalamnya.

Saya pernah mendengar salah satu dosen saya di Fakultas Psikologi USU, Ibu Fillia Dina Anggraeni, M.Pd memberitahu bahwa ada seorang ‘profesor copas’ yang terbukti mendapatkan gelar professor dari hasil copy paste. Dan juga, hasil penelitian mengenai meningkatnya budaya ini juga terlihat dari besarnya persentase angka yang menunjukkan tingkat copy paste yang dilakukan oleh para guru yang melakukan sertifikasi.

Jadi, tidak dapat dipungkiri bahwa kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan teknologi tidak hanya membantu meningkatkan pengetahuan semata, namun juga memerosotkan kemampuan berpikir dan kreativitas penggunanya. Oleh karena itu, ambil sikap teratur dan bijaksana saat kita hendak meraih cita-cita dan kesuksesan, jangan hanya berpikir instan.



DAFTAR PUSTAKA
Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan (edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta
www.wikipedia.com
www.google.com

No comments:

“Antara Copas (copy-paste), Academica, dan Ubiquitous Computing; Tugas 2”

Sunday, February 21, 2010

Teknologi, merupakan hal yang sedang hangat dibicarakan karena kehebatan dan kepraktisannya membantu manusia dan menutupi keterbatasan manusia dalam hidupnya. Jika ditinjau dari maknanya, teknologi berasal dari bahasa Perancis, yaitu La Teknique yang dapat diartikan sebagai “semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia bahkan sudah tidak bisa lagi dipisahkan dari teknologi, yang telah mempermudah dan memberikan banyak manfaat pada penggunanya.

Namun, terlepas dari kata teknologi yang erat dengan benda-benda canggih nan millennium ‘hasil karya’ manusia, sebenarnya dari munculnya teknologi juga telah menjadi pencipta atau sistem yang dapat membuat suatu budaya baru, komunitas baru, bahkan dunia baru yang menghubungkan manusia di seluruh dunia. Inilah yang mengakibatkan munculnya era ubiquitous computing.

Ubiquitous Computing

Ubiquitous computing salah satu budaya yang muncul dari berkembang pesatnya teknologi. Ubiquitous yang artinya adalah ‘ada dimana-mana’, jika digabungkan dengan computing, maka akan memiliki arti ‘komputer ada dimana-mana’. Maksudnya, komputer yang dulu digunakan secara terbatas oleh beberapa orang saja, namun kini telah mencapai tahap “one person, many computers”, karena komputer sudah dapat ditemukan dimana saja, dan dipakai oleh siapa saja, baik di handphone, mesin game, dan lainnya.

Dari fenomena yang telah ditimbulkan teknologi, pasti ada keuntungan dan kerugian yang didapat. Salah satunya yaitu komputer dan internet yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan akademik maupun sosial kita. Salah satu budaya yang terus meningkat dan berkembang dari masuknya teknologi kedalam civitas academica adalah copy paste dan e-learning. Di bidang akademik, tidak sedikit murid, mahasiswa, bahkan dosen yang memanfaatkan ‘kepraktisan’ yang tersedia ini.

e-learning

Ditinjau dari kata per kata, istilah e-learning berasal dari kata electronic dan learning, yang berarti adalah belajar dengan menggunakan alat elektronik atau teknologi komputer, internet, dan lainnya. Dengan e-learning ini, pelajar dapat melakukan proses belajar dalam jarak jauh, tanpa bertemu langsung atau face to face. Media dalam e-learning tidak hanya dengan jaringan internet atau komputer, namun juga dapat menggunakan CD/DVD.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-learning sebagai berikut:
•Pembelajaran jarak jauh,
•Pembelajaran dengan perangkat komputer,
•Pembelajaran formal vs informal,
•Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.

Keuntungan menggunakan e-learning sangat banyak, diantaranya adalah;

•Menghemat waktu proses belajar mengajar,
•Mengurangi biaya perjalanan,
•Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku),
•Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas,dan
•Melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

Namun, dari beberapa keuntungan yang didapat dari e-learning, ada beberapa kerugian yang ditimbulkannya. Dengan munculnya budaya ini, maka didapatilah budaya buruk yang ditimbulkannya, salah satu yang sangat merajalela adalah budaya “copy paste”.

Copy Paste

Salin tempel atau yang lebih dikenal dengan istilah copy paste, merupakan hal yang kini sangat sering kita temui. Terutama dalam bidang akademik, copy paste sering sekali dilakukan oleh para murid, mahasiswa bahkan dosen. Kepraktisan dan keinstanan yang ditawarkan dengan adanya teknologi ini membuat sebagian orang melakukannya. Sebenarnya, copy paste merupakan hal yang tidak dilarang, asalkan mencantumkan sumber dan nama penciptanya, namun, keinginan sukses dengan cara singkat membuat sebagian orang terperosok di dalamnya.

Saya pernah mendengar salah satu dosen saya di Fakultas Psikologi USU, Ibu Fillia Dina Anggraeni, M.Pd memberitahu bahwa ada seorang ‘profesor copas’ yang terbukti mendapatkan gelar professor dari hasil copy paste. Dan juga, hasil penelitian mengenai meningkatnya budaya ini juga terlihat dari besarnya persentase angka yang menunjukkan tingkat copy paste yang dilakukan oleh para guru yang melakukan sertifikasi.

Jadi, tidak dapat dipungkiri bahwa kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan teknologi tidak hanya membantu meningkatkan pengetahuan semata, namun juga memerosotkan kemampuan berpikir dan kreativitas penggunanya. Oleh karena itu, ambil sikap teratur dan bijaksana saat kita hendak meraih cita-cita dan kesuksesan, jangan hanya berpikir instan.



DAFTAR PUSTAKA
Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan (edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta
www.wikipedia.com
www.google.com

0 komentar:

 

Be a Psychologist Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by faris vio Templates Image by vio's Notez