Friday, February 26, 2010
Tugas Proyek Kecil
Mengacu pada Piaget, ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis, yaitu : tahap sensorimotor, tahap pra-operasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. Dalam melewati tahapan-tahapan tersebut, individu tersebut akan dibedakan berdasarkan usia dan jalan pikran mereka. Dalam hal ini, tahap yang akan kami angkat secara lebih mendalam adalah tahap operasional konkret yang berada pada rentang usia 7-11 tahun.
selanjutnya
Proposal klik disini
dokumentasi foto
Nama Kelompok:
09-027 Risky Amelia
09-029 Chairuna Syahputri Nst
09-057 Fadhilla Azwani
09-069 Shoffa Malini
09-087 Rini Wulandari
Sunday, February 21, 2010
“Antara Copas (copy-paste), Academica, dan Ubiquitous Computing; Tugas 2”
Namun, terlepas dari kata teknologi yang erat dengan benda-benda canggih nan millennium ‘hasil karya’ manusia, sebenarnya dari munculnya teknologi juga telah menjadi pencipta atau sistem yang dapat membuat suatu budaya baru, komunitas baru, bahkan dunia baru yang menghubungkan manusia di seluruh dunia. Inilah yang mengakibatkan munculnya era ubiquitous computing.
Ubiquitous Computing
Ubiquitous computing salah satu budaya yang muncul dari berkembang pesatnya teknologi. Ubiquitous yang artinya adalah ‘ada dimana-mana’, jika digabungkan dengan computing, maka akan memiliki arti ‘komputer ada dimana-mana’. Maksudnya, komputer yang dulu digunakan secara terbatas oleh beberapa orang saja, namun kini telah mencapai tahap “one person, many computers”, karena komputer sudah dapat ditemukan dimana saja, dan dipakai oleh siapa saja, baik di handphone, mesin game, dan lainnya.
Dari fenomena yang telah ditimbulkan teknologi, pasti ada keuntungan dan kerugian yang didapat. Salah satunya yaitu komputer dan internet yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan akademik maupun sosial kita. Salah satu budaya yang terus meningkat dan berkembang dari masuknya teknologi kedalam civitas academica adalah copy paste dan e-learning. Di bidang akademik, tidak sedikit murid, mahasiswa, bahkan dosen yang memanfaatkan ‘kepraktisan’ yang tersedia ini.
e-learning
Ditinjau dari kata per kata, istilah e-learning berasal dari kata electronic dan learning, yang berarti adalah belajar dengan menggunakan alat elektronik atau teknologi komputer, internet, dan lainnya. Dengan e-learning ini, pelajar dapat melakukan proses belajar dalam jarak jauh, tanpa bertemu langsung atau face to face. Media dalam e-learning tidak hanya dengan jaringan internet atau komputer, namun juga dapat menggunakan CD/DVD.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-learning sebagai berikut:
•Pembelajaran jarak jauh,
•Pembelajaran dengan perangkat komputer,
•Pembelajaran formal vs informal,
•Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Keuntungan menggunakan e-learning sangat banyak, diantaranya adalah;
•Menghemat waktu proses belajar mengajar,
•Mengurangi biaya perjalanan,
•Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku),
•Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas,dan
•Melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Namun, dari beberapa keuntungan yang didapat dari e-learning, ada beberapa kerugian yang ditimbulkannya. Dengan munculnya budaya ini, maka didapatilah budaya buruk yang ditimbulkannya, salah satu yang sangat merajalela adalah budaya “copy paste”.
Copy Paste
Salin tempel atau yang lebih dikenal dengan istilah copy paste, merupakan hal yang kini sangat sering kita temui. Terutama dalam bidang akademik, copy paste sering sekali dilakukan oleh para murid, mahasiswa bahkan dosen. Kepraktisan dan keinstanan yang ditawarkan dengan adanya teknologi ini membuat sebagian orang melakukannya. Sebenarnya, copy paste merupakan hal yang tidak dilarang, asalkan mencantumkan sumber dan nama penciptanya, namun, keinginan sukses dengan cara singkat membuat sebagian orang terperosok di dalamnya.
Saya pernah mendengar salah satu dosen saya di Fakultas Psikologi USU, Ibu Fillia Dina Anggraeni, M.Pd memberitahu bahwa ada seorang ‘profesor copas’ yang terbukti mendapatkan gelar professor dari hasil copy paste. Dan juga, hasil penelitian mengenai meningkatnya budaya ini juga terlihat dari besarnya persentase angka yang menunjukkan tingkat copy paste yang dilakukan oleh para guru yang melakukan sertifikasi.
Jadi, tidak dapat dipungkiri bahwa kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan teknologi tidak hanya membantu meningkatkan pengetahuan semata, namun juga memerosotkan kemampuan berpikir dan kreativitas penggunanya. Oleh karena itu, ambil sikap teratur dan bijaksana saat kita hendak meraih cita-cita dan kesuksesan, jangan hanya berpikir instan.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan (edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta
www.wikipedia.com
www.google.com
Wednesday, February 10, 2010
hasil diskusi 2
testimonial:
Media pembelajaran yang simple namun menarik, membuat keadaan kelas menjadi bersemangat dan juga dengan adanya media pembelajaran, dapat meningkatkan ketertarikan para peserta didik untuk dapat mengerti dan melakukan kegiatan belajar dengan riang.
jadi, pentingnya media pembelajaran digunakan dan dimanfaatkan dalam suatu proses belajar mengajar.
Nama Kelompok :
09-027 Risky Amelia
09-029 Chairuna Syahputri Nst
09-057 Fadhilla Azwani
09-069 Shoffa Malini
09-087 Rini Wulandari
“Belajar Menuju Pembelajaran Aktif; tugas 1”
Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik (Learner Centered Training)
Sewaktu saya masuk di kelas VII ( I SMP ), beberapa sekolah di Indonesia termasuk sekolah saya sudah mulai menjalankan sebuah kurikulum baru dari pemerintah yaitu system Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dalam kurikulum ini, menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dimiliki lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29 ) adalah “pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur”. (www.ditpertais.net/swara/warta17-03.asp).
Dan dalam kurikulum ini, ditekankan bahwa para siswa harus menjadi pembelajar aktif (actif learner) karena menggunakan system pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Learner Centered Training). Awalnya, saya merasa sangat kesulitan dengan sistem yang baru saya jalani ini, karena setiap materi yang baru,dijelaskan dengan cara presentase dengan teman-teman saya sendiri yang juga belum terlalu menguasai materi tersebut. Disetiap mata pelajaran dilakukan diskusi yang tidak jarang kemudian akan menjadi sebuah acara ‘debat terbuka’. Kekeliruan atau ketidaksempurnaan berjalannya sistem ini dikarenakan kami (para pengajar dan murid) masih dalam tahap belajar, atau yang lebih tepat disebut belajar menuju pembelajaran aktif. Sang pengajar yang sedang belajar untuk menyesuaikna dengan kurikulum baru itu, dan juga para murid yang juga sedang belajar mengendalikan diri dan lebih aktif untuk mencari informasi sebanya-banyaknya serta mempersiapkan bahan sebelum materi pelajaran dipresentasekan. Namun, setelah menjalaninya, banyak manfaat yang bisa didapat dari sistem ini.
Manfaat Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik
Pembelajaran berpusat pada peserta didik merupakan pembeajaran yang lebih berpusat kepada kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan peserta didik, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna.
Dalam buku Kurikulum Berbasis TIK karya DR.Munir, M.IT, manfaat dari sistem pembelajaran ini adalah:
• Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar walaupun ia tidak diawasi oleh pengajarnya.
• Peserta didik ikut serta dalam merumuskan, mengembangkan, dan memproses materi pembelajaran.
• Menghasilkan peserta didik yang berkepribadian, pintar, cerdas, aktif, mandiri, tidak bergantung kepada pengajar melainkan kepada dirinya sendiri.
• Peseta didik mampu bersaing atau berkomptisi dan memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik.
• Peserta didik mampu berpikir rasional, menemukan masalah, dan memecahkan masalah yang mereka hadapi.
• Peserta didik mampu merumuskan strategi, pendekatan, metode, atau teknik pembelajarannya sendiri untuk mendapatkan hasil yang optimal, sehingga mampu menilai hasil pembelajarannya dengan tepat.
Jadi, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sistem pembelajaran yang diawali oleh pandangan John Dewey dan kemudian dikembangkan oleh gugus tugas American Psychological Association (APA). Keterampilan yang kita dapatkan dari sistem pembelajaran ini dapat kita manfaatkan untuk menghadapi masa depan yang akan menjadi masa yang banjir akan informasi dan perubahan yang amat sangat cepat. Kita harus menjadi manusia yang dapat berpikir luas dan secara mandiri mencari dan menggaliinformasi-informasi dan juga mampu menghadapi masyarakat yang sangat kompleks dan stabil.
Referensi buku:
Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan (edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta
Referensi lainnya:
www.ditpertais.net/swara/warta17-03.asp
Sunday, February 7, 2010
Tugas Diskusi 1
Bagaimana pandangan dan penilaian klompok anda sehubung dengan kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti makul psi. pdk 3 sks t.a 2009/2010, harus mmiliki email n blog d tinjau dr uraian psikologi pendidikan fenomena pdd di indo, khusunya medan.
Pembahasan :
- setiap mahasiswa memiliki kewajiban dalam menjalankan tugas yang telah ditentukan bukan menjadi penghalang dalam mengikuti 3 sks atau bahkan bisa lebih dari 3 sks,hal ini memicu para mahasiswa untuk dapat berpacu dalam mata kuliah yang telah menjadi perioritas ketentuan yang telah ditetapkan.dalam hal ini keahlian tekhnologi sekarang ini adalah salah satu cara pembelajaran yang cukup penting. Karena dengan adanya tekhnologi modren sekarang kita dapat berkomunikasi dengan cepat tanpa adanya batas ruang dan waktu, dan mempersiapkan mahaiswa untuk mencari pekerjaan dimasa yang akan datang, yang akan sangat membutuhkan tekhnologi dan keahlian berbasis komputer.
Dan kita juga dapat bersosialisasi labih luas, meskipun hanya melalui dunia maya, namun seakan-akan dapat dirasakan scara langsung.
Oleh karena itu, setiap mahasiswa/i diperlukan accaunt e-mail kreasi blog, dan jaringan pertemanan (facebook, friendster, twitter) untuk memperluas wawasan, dan berbagai info agar tidak kelihatan gaptek.
Dan pada pembelajaran mata kuliah psikologi pendidikkan ini, sistem ini sangat membantu, selain mencegah terjadinya global warming, karena banyakknya penebangan pohon untuk membuat kertas. Mempunyai emai dan blog, juga dapat mempersingkat waktu dalam menyebarkan informasi. Seperti pemberian tugas, hanya di upload melalui blog, dan seluruh member dapat mengetahuinya dan men-download-nya secara cepat.
Dengan demikian perkembangan kurikulum yang berbasis TIK, sebagai produk dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam sistem pendidikkan nasional sudah tidak dapat dipisahkan.
- dalam hal ini dunia pendidikan di Indonesia tidak berkembang dan maju dengan pesat dikarenakan Rendahnya kualitas SDM kita dan kurikulum pendidikan kita yang selalu berganti nama itu tetap saja dalam pelaksaannya lebih menekankan pada kecerdasan otak seperti menghafal rumus-rumus, tahun-tahun riwayat sejarah, kosakata dan sebagainya, tidak menekankan pada kecerdasan emosi dan kualitas dalam praktek yang akan menjadi keterampilan hidup peserta didik di masa depan.dalam hal ini membuat dunia pendidikan di Indonesia khususnya kota medan belum memiliki criteria yang di inginkan. Disebabkan oleh penyampaian informasi dan sistem pengajaran yang belum efektif.
Nama Kelompok:
09-027 Risky Amelia
09-029 Chairuna Syahputri Nst
09-057 Fadhilla Azwani
09-069 Shoffa Malini
09-087 Rini Wulandari
Tugas Proyek Kecil
Friday, February 26, 2010
Judul proyek : Bekerja dengan Pemikir Operasional Konkret
Mengacu pada Piaget, ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis, yaitu : tahap sensorimotor, tahap pra-operasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. Dalam melewati tahapan-tahapan tersebut, individu tersebut akan dibedakan berdasarkan usia dan jalan pikran mereka. Dalam hal ini, tahap yang akan kami angkat secara lebih mendalam adalah tahap operasional konkret yang berada pada rentang usia 7-11 tahun.
selanjutnya
Proposal klik disini
dokumentasi foto
Nama Kelompok:
09-027 Risky Amelia
09-029 Chairuna Syahputri Nst
09-057 Fadhilla Azwani
09-069 Shoffa Malini
09-087 Rini Wulandari
Diposkan oleh 09.057 fadhilla azwani di 12:37 AM 0 komentar
“Antara Copas (copy-paste), Academica, dan Ubiquitous Computing; Tugas 2”
Sunday, February 21, 2010
Teknologi, merupakan hal yang sedang hangat dibicarakan karena kehebatan dan kepraktisannya membantu manusia dan menutupi keterbatasan manusia dalam hidupnya. Jika ditinjau dari maknanya, teknologi berasal dari bahasa Perancis, yaitu La Teknique yang dapat diartikan sebagai “semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia bahkan sudah tidak bisa lagi dipisahkan dari teknologi, yang telah mempermudah dan memberikan banyak manfaat pada penggunanya.
Namun, terlepas dari kata teknologi yang erat dengan benda-benda canggih nan millennium ‘hasil karya’ manusia, sebenarnya dari munculnya teknologi juga telah menjadi pencipta atau sistem yang dapat membuat suatu budaya baru, komunitas baru, bahkan dunia baru yang menghubungkan manusia di seluruh dunia. Inilah yang mengakibatkan munculnya era ubiquitous computing.
Ubiquitous Computing
Ubiquitous computing salah satu budaya yang muncul dari berkembang pesatnya teknologi. Ubiquitous yang artinya adalah ‘ada dimana-mana’, jika digabungkan dengan computing, maka akan memiliki arti ‘komputer ada dimana-mana’. Maksudnya, komputer yang dulu digunakan secara terbatas oleh beberapa orang saja, namun kini telah mencapai tahap “one person, many computers”, karena komputer sudah dapat ditemukan dimana saja, dan dipakai oleh siapa saja, baik di handphone, mesin game, dan lainnya.
Dari fenomena yang telah ditimbulkan teknologi, pasti ada keuntungan dan kerugian yang didapat. Salah satunya yaitu komputer dan internet yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan akademik maupun sosial kita. Salah satu budaya yang terus meningkat dan berkembang dari masuknya teknologi kedalam civitas academica adalah copy paste dan e-learning. Di bidang akademik, tidak sedikit murid, mahasiswa, bahkan dosen yang memanfaatkan ‘kepraktisan’ yang tersedia ini.
e-learning
Ditinjau dari kata per kata, istilah e-learning berasal dari kata electronic dan learning, yang berarti adalah belajar dengan menggunakan alat elektronik atau teknologi komputer, internet, dan lainnya. Dengan e-learning ini, pelajar dapat melakukan proses belajar dalam jarak jauh, tanpa bertemu langsung atau face to face. Media dalam e-learning tidak hanya dengan jaringan internet atau komputer, namun juga dapat menggunakan CD/DVD.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-learning sebagai berikut:
•Pembelajaran jarak jauh,
•Pembelajaran dengan perangkat komputer,
•Pembelajaran formal vs informal,
•Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Keuntungan menggunakan e-learning sangat banyak, diantaranya adalah;
•Menghemat waktu proses belajar mengajar,
•Mengurangi biaya perjalanan,
•Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku),
•Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas,dan
•Melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Namun, dari beberapa keuntungan yang didapat dari e-learning, ada beberapa kerugian yang ditimbulkannya. Dengan munculnya budaya ini, maka didapatilah budaya buruk yang ditimbulkannya, salah satu yang sangat merajalela adalah budaya “copy paste”.
Copy Paste
Salin tempel atau yang lebih dikenal dengan istilah copy paste, merupakan hal yang kini sangat sering kita temui. Terutama dalam bidang akademik, copy paste sering sekali dilakukan oleh para murid, mahasiswa bahkan dosen. Kepraktisan dan keinstanan yang ditawarkan dengan adanya teknologi ini membuat sebagian orang melakukannya. Sebenarnya, copy paste merupakan hal yang tidak dilarang, asalkan mencantumkan sumber dan nama penciptanya, namun, keinginan sukses dengan cara singkat membuat sebagian orang terperosok di dalamnya.
Saya pernah mendengar salah satu dosen saya di Fakultas Psikologi USU, Ibu Fillia Dina Anggraeni, M.Pd memberitahu bahwa ada seorang ‘profesor copas’ yang terbukti mendapatkan gelar professor dari hasil copy paste. Dan juga, hasil penelitian mengenai meningkatnya budaya ini juga terlihat dari besarnya persentase angka yang menunjukkan tingkat copy paste yang dilakukan oleh para guru yang melakukan sertifikasi.
Jadi, tidak dapat dipungkiri bahwa kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan teknologi tidak hanya membantu meningkatkan pengetahuan semata, namun juga memerosotkan kemampuan berpikir dan kreativitas penggunanya. Oleh karena itu, ambil sikap teratur dan bijaksana saat kita hendak meraih cita-cita dan kesuksesan, jangan hanya berpikir instan.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan (edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta
www.wikipedia.com
www.google.com
Diposkan oleh 09.057 fadhilla azwani di 4:09 AM 0 komentar
Label: tugas individu 2
hasil diskusi 2
Wednesday, February 10, 2010
Ibu Dina memberikan kami permainan kelompok yaitu menyuruh kami untuk membuat kapal layar sebanyak-banyaknya yang dilengkapi oleh tiga komponen dasar yang terdiri dari layar, tiang dan badan kapal dengan waktu yang ditentukan. Setelah itu semua kapal yang telah dibuat oleh masing-masing anggota dijumlahkan. Kami hanya bisa membuat 38 kapal. Sedangkan kelompok lainnya bisa sampai ratusan, sehingga kami berada di urutan yang paling akhir. Kemudian kami diberikan semacam tusuk sate yang diatasnya terdapat gambar binatang (tidak semua anggota mendapat gambar binatang yang sama). Setelah itu kami disuruh untuk membuat kalimat yang didalamnya terdapat kata binatang dan juga jumlah dari masing-masing kapal yang kami buat. Kemudian kalimat dari masing-masing anggota disatukan dan dijadikan sebuah paragraf. Dan kami harus mempresentasikannya. Paragraf yang kami dibuat yaitu “Pada hari minggu pagi, adik dan ibu pergi berlibur ke rumah kakek dan nenek. Di rumah kakek dan nenek saya ada 10 ekor ayam. Kemudian ayam kakek bertelur sebanyak 7 butir. Di rumah kakek dan nenek, adik memelihara ikan mas koki. Ikan mas koki adik ada 8 ekor. Pada sore harinya, ibu menjual 8 ayam betina di pasar dari hasil ternak kakek. Kemudian sepulangnya dari pasar, ibu membeli 5 bungkus sate ayam untuk makan malam bersama kakek dan nenek.” Dari permainan tersebut, maka hal positif yang dapat diambil adalah kita dapat melatih berpikir cepat, memberi alasan yang logis, serta melatih kekompakkan kerja didalam tim.
testimonial:
Media pembelajaran yang simple namun menarik, membuat keadaan kelas menjadi bersemangat dan juga dengan adanya media pembelajaran, dapat meningkatkan ketertarikan para peserta didik untuk dapat mengerti dan melakukan kegiatan belajar dengan riang.
jadi, pentingnya media pembelajaran digunakan dan dimanfaatkan dalam suatu proses belajar mengajar.
Nama Kelompok :
09-027 Risky Amelia
09-029 Chairuna Syahputri Nst
09-057 Fadhilla Azwani
09-069 Shoffa Malini
09-087 Rini Wulandari
Diposkan oleh 09.057 fadhilla azwani di 9:20 PM 0 komentar
“Belajar Menuju Pembelajaran Aktif; tugas 1”
Belajar merupakan kegiatan yang pasti terjadi dalam hidup manusia. Dari bayi hingga dewasa, kegiatan ini akan selalu berlangsung, baik disadari maupun tidak disadari, baik di lembaga formal maupun lingkungan sekitar (nonformal). Begitu pula saya, dapat tumbuh dan berkembang seperti sekarang juga karena karena proses belajar. Kebanyakan orang, menganggap belajar adalah proses yang hanya terjadi di lembaga formal, seperti sekolah ataupun kampus. Namun, di lingkunganpun kita bisa belajar dari orang-orang di sekitar kita.
Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik (Learner Centered Training)
Sewaktu saya masuk di kelas VII ( I SMP ), beberapa sekolah di Indonesia termasuk sekolah saya sudah mulai menjalankan sebuah kurikulum baru dari pemerintah yaitu system Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dalam kurikulum ini, menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dimiliki lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29 ) adalah “pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur”. (www.ditpertais.net/swara/warta17-03.asp).
Dan dalam kurikulum ini, ditekankan bahwa para siswa harus menjadi pembelajar aktif (actif learner) karena menggunakan system pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Learner Centered Training). Awalnya, saya merasa sangat kesulitan dengan sistem yang baru saya jalani ini, karena setiap materi yang baru,dijelaskan dengan cara presentase dengan teman-teman saya sendiri yang juga belum terlalu menguasai materi tersebut. Disetiap mata pelajaran dilakukan diskusi yang tidak jarang kemudian akan menjadi sebuah acara ‘debat terbuka’. Kekeliruan atau ketidaksempurnaan berjalannya sistem ini dikarenakan kami (para pengajar dan murid) masih dalam tahap belajar, atau yang lebih tepat disebut belajar menuju pembelajaran aktif. Sang pengajar yang sedang belajar untuk menyesuaikna dengan kurikulum baru itu, dan juga para murid yang juga sedang belajar mengendalikan diri dan lebih aktif untuk mencari informasi sebanya-banyaknya serta mempersiapkan bahan sebelum materi pelajaran dipresentasekan. Namun, setelah menjalaninya, banyak manfaat yang bisa didapat dari sistem ini.
Manfaat Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik
Pembelajaran berpusat pada peserta didik merupakan pembeajaran yang lebih berpusat kepada kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan peserta didik, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna.
Dalam buku Kurikulum Berbasis TIK karya DR.Munir, M.IT, manfaat dari sistem pembelajaran ini adalah:
• Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar walaupun ia tidak diawasi oleh pengajarnya.
• Peserta didik ikut serta dalam merumuskan, mengembangkan, dan memproses materi pembelajaran.
• Menghasilkan peserta didik yang berkepribadian, pintar, cerdas, aktif, mandiri, tidak bergantung kepada pengajar melainkan kepada dirinya sendiri.
• Peseta didik mampu bersaing atau berkomptisi dan memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik.
• Peserta didik mampu berpikir rasional, menemukan masalah, dan memecahkan masalah yang mereka hadapi.
• Peserta didik mampu merumuskan strategi, pendekatan, metode, atau teknik pembelajarannya sendiri untuk mendapatkan hasil yang optimal, sehingga mampu menilai hasil pembelajarannya dengan tepat.
Jadi, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sistem pembelajaran yang diawali oleh pandangan John Dewey dan kemudian dikembangkan oleh gugus tugas American Psychological Association (APA). Keterampilan yang kita dapatkan dari sistem pembelajaran ini dapat kita manfaatkan untuk menghadapi masa depan yang akan menjadi masa yang banjir akan informasi dan perubahan yang amat sangat cepat. Kita harus menjadi manusia yang dapat berpikir luas dan secara mandiri mencari dan menggaliinformasi-informasi dan juga mampu menghadapi masyarakat yang sangat kompleks dan stabil.
Referensi buku:
Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan (edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta
Referensi lainnya:
www.ditpertais.net/swara/warta17-03.asp
Diposkan oleh 09.057 fadhilla azwani di 7:54 PM 0 komentar
Tugas Diskusi 1
Sunday, February 7, 2010
Permasalahan :
Bagaimana pandangan dan penilaian klompok anda sehubung dengan kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti makul psi. pdk 3 sks t.a 2009/2010, harus mmiliki email n blog d tinjau dr uraian psikologi pendidikan fenomena pdd di indo, khusunya medan.
Pembahasan :
- setiap mahasiswa memiliki kewajiban dalam menjalankan tugas yang telah ditentukan bukan menjadi penghalang dalam mengikuti 3 sks atau bahkan bisa lebih dari 3 sks,hal ini memicu para mahasiswa untuk dapat berpacu dalam mata kuliah yang telah menjadi perioritas ketentuan yang telah ditetapkan.dalam hal ini keahlian tekhnologi sekarang ini adalah salah satu cara pembelajaran yang cukup penting. Karena dengan adanya tekhnologi modren sekarang kita dapat berkomunikasi dengan cepat tanpa adanya batas ruang dan waktu, dan mempersiapkan mahaiswa untuk mencari pekerjaan dimasa yang akan datang, yang akan sangat membutuhkan tekhnologi dan keahlian berbasis komputer.
Dan kita juga dapat bersosialisasi labih luas, meskipun hanya melalui dunia maya, namun seakan-akan dapat dirasakan scara langsung.
Oleh karena itu, setiap mahasiswa/i diperlukan accaunt e-mail kreasi blog, dan jaringan pertemanan (facebook, friendster, twitter) untuk memperluas wawasan, dan berbagai info agar tidak kelihatan gaptek.
Dan pada pembelajaran mata kuliah psikologi pendidikkan ini, sistem ini sangat membantu, selain mencegah terjadinya global warming, karena banyakknya penebangan pohon untuk membuat kertas. Mempunyai emai dan blog, juga dapat mempersingkat waktu dalam menyebarkan informasi. Seperti pemberian tugas, hanya di upload melalui blog, dan seluruh member dapat mengetahuinya dan men-download-nya secara cepat.
Dengan demikian perkembangan kurikulum yang berbasis TIK, sebagai produk dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam sistem pendidikkan nasional sudah tidak dapat dipisahkan.
- dalam hal ini dunia pendidikan di Indonesia tidak berkembang dan maju dengan pesat dikarenakan Rendahnya kualitas SDM kita dan kurikulum pendidikan kita yang selalu berganti nama itu tetap saja dalam pelaksaannya lebih menekankan pada kecerdasan otak seperti menghafal rumus-rumus, tahun-tahun riwayat sejarah, kosakata dan sebagainya, tidak menekankan pada kecerdasan emosi dan kualitas dalam praktek yang akan menjadi keterampilan hidup peserta didik di masa depan.dalam hal ini membuat dunia pendidikan di Indonesia khususnya kota medan belum memiliki criteria yang di inginkan. Disebabkan oleh penyampaian informasi dan sistem pengajaran yang belum efektif.
Nama Kelompok:
09-027 Risky Amelia
09-029 Chairuna Syahputri Nst
09-057 Fadhilla Azwani
09-069 Shoffa Malini
09-087 Rini Wulandari
Diposkan oleh 09.057 fadhilla azwani di 9:13 PM 0 komentar